Bondowoso, – Siber Nusantara.co.id
Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso menggelar Multaqa Ulama Nasional I, sebuah pertemuan besar para ulama yang mengusung tema “Mengokohkan Kepemimpinan Indonesia Masa Depan untuk Kedaulatan Bangsa dan Negara.”Rabu, (05/11/2025)
Acara ini berlangsung di Auditorium K.H. Muhammad Ma’shum dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dan Dr. (H.C.) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., selaku Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia.
Suasana khidmat dan meriah terasa sejak awal acara. Lantunan beberapa nasyid dibawakan oleh tim shoutul Ishlah, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Oh Pondokku dan Hymne Al-Ishlah sebagai bentuk penghormatan dan cinta tanah air.
Selanjutnya, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ananda Fabian Tirtha dan do’a bersama dipimpin oleh Gus Zaky Zeynel Abidin.
Sambutan Bupati Bondowoso, R.K.H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag., menyampaikan apresiasi atas terselenggarannya kegiatan tersebut sebagai momentum untuk memperkuat peran ulama dalam membangun bangsa, ”Semoga dalam forum ini para ulama dapat mencurahkan pemikiran dan saran bagi bangsa ini, atas izin Allah kita bisa berkontribusi kepada bangsa dan negara,” ucapnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso, Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya Ma’shum, Lc., menekankan pentingnya sinergi antara ulama, umara dan masyarakat dalam menjaga keutuhan serta kedaulatan negara, mengeluarkan pemikiran baik dan membahas masalah, baik dari keagamaan, kebangsaan, keumatan, politik, ekonomi dan budaya.
”Para ulama menjadi jembatan dengan umara supaya hubungan menjadi harmonis dan sinergisitasnya menjadi tinggi. Dengan demikian, perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo menjadi baik, lancar dan diberkahi Allah SWT menjadi Indonesia cerah dan terang tidak seperti yang diharapkan banyak orang Indonesia gelap, ” ujar Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya Ma’shum, Lc.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Dr. (H.C.) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., dalam pidato kebangsaanya, menyoroti pentingnya penguatan Danantara sebagai basis kemandirian pangan nasional. Ia menegaskan bahwa Indonesia memliki potensi sumber daya besar, namun hal tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Mantan menteri perdagangan menyinggung tentang rendahnya tingkat rata-rata kecerdasan di Indonesia yang masih berada pada kategori borderline (rendah) sehingga perlu upaya serius dalam menigkatkan pendidikan, pembinaan karakter, serta penguatan budaya berfikir produktif di tengah umat.
”Negara harus kuat, Harus punya manusia terdidik, terlatih, fisiknya kuat, otaknya cerdas. Sehingga presiden mengelurakan kebijakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebab tingkat rata-rata kecerdasan Indonesia itu rendah,” ucapnya.
Kemudian, ia menyoroti pentingnya kebijakan program Koperasi Desa Merah Putih sebagai penggerak roda perekonomian desa juga menimalisirkan tengkulak dan memotong jalur produksi sehingga rantai pasok lebih efisien, ”Jika sekolah bagus, masyarakat bergizi, negara kuat. Maka pemerataan harus terjadi, ekonomi harus tumbuh dari desa, ” ucapnya.
”Koperasi Desa Merah Putih ini bukan memberi uang, tapi pemberdayaan. Diberi model usaha, bukan modal uang. Jika rakyat mau maju, harus usaha belajar dan berubah supaya ekonomi tumbuh dari desa-desa lalu koperasi desa membeli dari desa desa tersebut,” ujarnya.
Rangkaian acara diakhiri dengan penyerahan surat rekomendasi Multqo Ulama dan cinderamata dan beberapa hadiah oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso kemudian diiringi do’a penutup bersama dipimpin oleh Gus Ahmad Jaisyu Muhamad dan sesi foto bersama.
Semoga dengan hadirnya acara Multaqa Ulama Nasional 1 ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat komitmen bersama untuk membangun kepemimpinan nasional yang berdaulat dan berkarakter islami. – Fikri R.R.






