Bondowoso, Siber Nusantara.co.id
Habib Ali Assegaf, seorang ulama kharismatik asal Kabupaten Situbondo yang cukup dikenal luas oleh masyarakat, memimpin rombongan wisata religi dalam tour ziarah Wali pitu ke pulau Bali, selama tiga hari.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat keimanan, ketaqwaan kepala Allah SWT, memperkuat sambungan kepada para waliyullah dan mempererat ukhuwah Islamiyah di antara para peserta.
Tour ziarah ini mengunjungi tujuh makam wali yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Bali. Sebelum menyebrang di pelabuhan Ketapang Gilimanuk, rombongan melakukan ziarah ke KHR. Samsul Arifin dan KHR. As’ad Samsul Arifin di Sukorejo Situbondo.
Selanjutnya ziarah ke Makam Wali Pitu di pulau Bali diantaranya adalah Habib Ali Bafaqih Jembrana, Habib Ali Bin Zainal Al Idrus, Habib Ali Bin Abu Bakar Al Hamid Karang Asem,
Syech H. Abu Mukmin, RA Siti Khotijah, Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Magribi, Syech Abdul Qodir Muhammad dan kembali ke Jawa ziarah ke Datuk Ibrahim Banyuwangi.
Selama perjalanan, Habib Ali Assegaf memberikan tausiyah dan doa bersama di setiap makam yang dikunjungi. Peserta ziarah ini tidak hanya dari Situbondo, tetapi juga dari berbagai daerah di
Bondowoso dan Probolinggo.
“Saya berharap melalui ziarah ini, kita semua dapat merenungkan perjuangan para wali dalam menyebarkan Islam di Bali dan mengambil hikmah dari kehidupan mereka,” ujar Ustad Nawari Ketua rombongan asal Bondowoso. Senin (29/7/24).
“Ziarah wali Pitu ini rutin dilakukan setiap tahun, untuk tahun ini, ada empat Bus dan dua Elf, jumlah jamaah sekitar 250 orang,” imbuhnya.
Jamaah ziarah asal Bondowoso mengaku sangat antusias, merasa tercerahkan dapat pengalaman mengikuti Tour Ziarah Wali Pitu di pulau Bali selama tiga hari.
“Dengan mengikuti Tour Ziarah Wali Pitu ini, saya mendapat pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan sejarah islam di pulau Bali,” ucap suwaris.
Menurutnya, Selain mengetahui sejarah Islam, peserta ziarah juga dapat menikmati keindahan wisata yang ada di Bali, salah satunya keindahan danau di Bedugul Bali dan belanja oleh oleh khas Bali.
“Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata religi di Bali, yang selama ini lebih dikenal dengan pariwisata pantai dan budayanya,” pungkasnya.
