LPEI Jadikan Polandia Pintu Masuk Ekspor Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur

LPEI
banner 468x60

JAKARTA, KLIKTODAY.CO.ID – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank membidik Polandia sebagai pintu masuk ekspor produk-produk Indonesia ke negara-negara di Eropa Tengah dan Timur.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute LPEI, Rini Satriani, Selasa (25/10/2022).

“Kawasan Eropa Tengah dan Timur merupakan pasar

potensial produk ekspor Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 410 juta jiwa dan pendapatan

per-kapita rata-rata di atas USD10 ribu. Ini kesempatan buat kita,” ucapnya.

Rini melanjutkan, negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur tersebut juga berpotensi menjadi tujuan ekspor produk Indonesia ke Uni Eropa, Eropa Barat, Eropa Selatan dan Asia Tengah.

“Sepanjang tahun 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai

USD1,78 miliar ke kawasan tersebut. Dengan Negara Polandia menjadi tujuan ekspor tertinggi,” imbuhnya.

Maka dari itu, pihaknya menfasilitasi penandatanganan kesepakatan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra di beberapa negara Eropa Tengah dan Timur. Sehingga ini bisa meningkatkan daya saing produk ekspor unggulan Indonesia ke Polandia.

“Termasuk potensi pengembangan ekspor dan kerja sama atau peluang bisnis yang dapat ditingkatkan di antara kedua negara,” bebernya.

“Ini merupakan salah satu wujud adaptasi dalam mencari solusi guna mengatasi tantangan dunia saat ini. Tujuannya meningkatkan kerja sama dan kolaborasi

perekonomian, perdagangan, investasi dan bidang lainnya antara Indonesia dengan negara mitra, khususnya di kawasan Eropa Tengah dan Timur,” tambah Rini.

Menurut Rini, nilai ekspor Indonesia ke Polandia tahun 2021 sebesar USD654,6 juta, atau naik 48,40 persen. “Kemudian pada bulan Januari hingga Agustus 2022 sebesar USD662,30 atau naik 54,13 persen,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rini menjelaskan, beberapa produk Indonesia yang diminati di Polandia diantaranya mie instan, permen kopi, batik, furnitur, kopi dan sawit. “

Memasuki pasar baru, tentunya ini merupakan tantangan bagi eksportir. Peluang dan risiko negara tujuan ekspor harus diidentifikasi secara komprehensif. Tapi saya yakin para eksportir kita mampu melakukan itu,” pungkasnya. (yat)